Rabu, 27 Juli 2011

STUDI KASUS

TUGAS :
1. BACA DAN ANALISIS BERITA TERJADINYA KERACUNAN NASI BUNGKUS DI BAWAH INI
2. BUATLAH PROPOSAL UNTUK MELAKUKAN INVESTIGASI KLB TERSEBUT SECARA EPIDEMIOLOGIS (TEMPAT, WAKTU, ORANG) 

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 71 orang warga Ciakar, Desa Sukaratu, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, kerancunan nasi bungkus, Selasa (28/6/2011), malam. Mereka menyantap konsumsi dengan menu nasi ayam yang dibagikan seusai perayaan perpisahan siswa Raudatul Atfal Ciakar, siang harinya.
"Penyebabnya kemungkinan nasi yang sudah basi. Namun, kami belum bisa memastikannya karena juru masaknya pun mengalami keracunan," kata Camat Sukaratu Nanda.
Nanda mengatakan, korban pertama diketahui datang ke Puskesmas Sukaratu pukul 12.00 WIB. Setelah itu, banyak anak-anak usia kurang dari 10 tahun dan orang lanjut usia yang datang dengan keluhan yang sama.
Berdasarkan informasi yang diterima, para korban adalah peserta perayaan p erpisahan RA Ciakar yang memakan nasi bungkus. Gejala keracunan yang dialami seperti pusing, mual, dan muntah.
Akibat kejadian ini, sebanyak 10 orang mengalami dehidrasi berat sehingga harus diberi perawatan intensif dan menghabiskan dua labu cairan infus.
Nanda menjelaskan mereka hingga kini masih mendapatkan p erawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya. Sedangkan 61 orang lainnya hanya me nderita dehidrasi ringan sehingga cukup diberi obat dan minum cairan oralit di Puskesmas Sukaratu.
"Saat ini, tinggal 10 orang yang mengalami dehadrasi berat tengah menjalani perawatan lanjutan. Sisanya sudah diperb olehkan pulang karena kondisi kesehatannya sudah membaik," ujarnya.
Aam Rukhimat, orang tua anak yang mengalami keracunan, mengatakan putranya Gilang Prakarsa (6), pertama kali mengalami muntah-muntah setelah pulang dari perpisahan RA Ciakar, sekitar 12.30 WIB. Ia segera membawa anaknya ke puskesmas. "Sampai di Puskesmas ternyata banyak anak yang sudah diperiksa dengan gejala yang sama," ujarnya.
Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum mengatakan sudah meminta Dinas Kesehatan menurunkan tim khusus untuk menangani hal ini secara intensif. Ia berharap tim khusus bisa meminimalkan jumlah korban keracunan.
"Saya minta dinas kesehatan melakukan perawatan intensif dan mencari korban lain yang mungkin tersebar di tempat lain. Selain itu, pihak kepolisian juga sudah diminta mencari tahu penyebabnya. Jangan sampai hal ini menyebar dan meminta korban lebih banyak," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar