Rabu, 27 Juli 2011

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DBD


Menurut Agus Kardinan ( 2003 : 5 ) beberapa usaha pencegahan dan pengendalian terhadap sarang nyamuk demam berdarah tidak akan berjalan efektif jika tidak dilakukan secara simultan dan terpadu. Jika salah satu lingkungan saja tidak ikut berpartisipasi, lingkungan tersebut bisa menjadi sumber infeksi serangan nyamuk demam berdarah. Usaha – usaha pencegahan dan pengendalian yang bisa dilakukan sebagai berikut :
a.    Pencegahan
Usaha ini dapat dilakukan dengan menggunakan repellent atau pengusir, misalnya lotion yang digosokan ke kulit sehingga nyamuk enggan mendekat. Banyak bahan tanaman yang dapat dijadikan lotion anti nyamuk. Hal ini yang dapat dilakukan untuk mengusir nyamuk adalah menanam tanaman yang disukai serangga, termasuk nyamuk. Tanaman ini dapat diletakkan di sekitar rumah atau di dalam rumah. 

b.    Pengendalian
Pengendalian vektor ( nyamuk ) dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :


1.    Secara kimia

Cara ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida ke sarang – sarang nyamuk seperti got, semak, dan ruangan rumah. Banyak sekali jenis insektisida antinyamuk yang saat ini beredar di pasaran. Selain penyemprotan, bisa juga dilakukan penaburan insektisida butiran ke tempat jentik atau larva nyamuk demam berdarah biasa bersarang seperti tempat penampungan air, genangan air atau selokan yang air jernih. Penggunaan obat nyamuk bakar juga digolongkan ke dalam pengendalian secara kimia karena mengandung bahan beracun, misalnya piretrin.

2.    Secara mekanis
Cara ini bisa dilakukan dengan mengubur kaleng – kaleng dan wadah – wadah sejenis yang dapat menampung air hujan dan membersihkan lingkungan yang potensial dijadikan sebagai sarang nyamuk demam berdarah misalnya, semak belukar dan got. Pengendalian secara mekasnis lain yang bisa dilakukan adalah pemasangan kelambu dan pemasangan perangkap nyamuk, baik menggunkan cahaya, lem atau raket pemukul.

3.    Secara biologi
 Cara lain bisa dilakukan dengan memelihara ikan yang relative kuat dan tahan, misalnya ikan mujair di bak atau tempat penampungan air lainnya sehingga bisa menjadi predator bagi jentik dan pupa nyamuk.
(disalin dari tulisan/KTI Sdr. Isti Rizky/Poltekes Jakarta II)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar