Rabu, 27 Juli 2011

MORFOLOGI NYAMUK AEDES AEGYPTI

Nyamuk demam berdarah mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), dari telur – larva ( jentik ) – pupa – hingga imago (dewasa).
1.    Telur
Menurut Agus Kardinan ( 2003 : 2 ) selama bertelur nyamuk betina mampu meletakkan 100 – 400 butir telur. Biasanya, telur – telur tersebut diletakkan di bagian yang berdekatan dengan permukaan air, misalnya di bak yang airnya jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah.

Telur berukuran kurang lebih 0,5 mm. frekuesnsi nyamuk bertelur sekitar 2 atau 3 hari, lama menetas telur tersebut beberapa saat setelah kena air, hingga dua samapi tiga hari setelah berada di dalam air dan  telur menetas menjadi jentik ( Depkes, 2004 : 5 )

2.    Larva
Pada stadium ini, kelangsungan hidup larva dipengaruhi oleh suhu dan pH air perindukan, makanan, kepadatan larva, kekeruhan serta adanya predator. Adapun cirri – cirri dari larva diantaranya : larva berukuran 0,5 – 1 cm, gerakannya berulang – ulang dari bawah ke permukaan air untuk bernafas kemudian turun kembali ke bawah dan seterusnya. Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air. Mengalami empat masa pertumbuhan ( instar ), diantaranya sebagai berikut :
a.    Larva instar I, kurang lebih 1 hari dengan ukuran 1 – 2 mm, duri – duri pada dada belum jelas dan corong pernapasan pda siphon belum jelas.
b.    Larva instar II, kurang lebih 1 – 2 hari. Berukuran 2,5 – 3,5 mm, duri – duri belum jelas, corng kepala mulai menghitam.
c.    Larva instar III, kurang lebih 2 hari, berukuran 4 – 5 mm, duri – duri dada mulai jelas dan corong pernapsan berwarna coklat kehitaman.
d.    Larva instar IV, kurang lebih 2-3 hari, berukuran 5-6 mm dengan warna kepala gelap
Setiap pergantian instar disertai dengan pergantian kulit, terdapat coorng udara pada segmen terakhir. Pada segmen abdomen tidak dijumpai rambut berbentuk kipas, pada corong udara terdapat pecten, sepasaang rambut atau tidak dijumpai pada corong udara ( siphon ). Pada aabdomen segmen kedelapan ada comb scale sebanyak 8 -21 atau berjejer 1 – 3, bentuk individu dari comb scale seperti duri. Pada sisi thoraks terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan adanya sepasang rambut kepala.
Di tempat perindukannya, larva Aedes aegypti tampak bergerak aktif, dengan memperlihatkan gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan turun ke dasar secara berulang-ulang. Pada saat larva mengambil oksigen dari udara, larva menempatkan siphonnya di permukaan air sehingga abdomennya terlihat menggantung pada permukaan air seolah-olah badan larva berada dalam posisi membentuk sudut dengan permukaan air. Larva Aedes aegypti dapat hidup di air ber-pH 5,8 – 8,8 dan tahan terhadap air dengan kadar garam 10 – 59,5 mg/l. larva Aedes aegypti instar IV dalam kurun waktu lebih dari 2 hari berganti kulit dan tumbuh menjadi pupa. (http://kireyellow.blogspot.com/2010/04/aedes-aegypti.html)
Menurut Kestina, 1995 larva nyamuk Aedes aegypti dapat hidup pada suhu 25˚C sampai dengan 35˚C. suhu dapat mempengaruhi perkemabang larva nyamuk, larva tidak dapat berkembang secara normal pada suhu dibawah 10˚C.
3.    Pupa
Menurut Agus Kardinan ( 2003 : 4 ) pupa merupakan stadium akhir calon nyamuk demam berdarah yang ada di dalam air. Bentuk tubuh pupa bengkok dan kepalanya besar. Fase pupa membutuhkan waktu 2 – 5 hari. Selama fase itu,pupa tidak memerlukan makan.

Menurut Depkes ( 2004 : 5 ) pupa memerlukan udara, pada fase ini belum ada perbedaan antara jantan dan betina. Pada umumnya nyamuk jantan menetas terlebih dahulu dari pada nyamuk betina. Setelah melewati fase ini, pupa akan keluar dari kepompong kemudian menjadi nyamuk yang dapat keluar dari air.

4.    Imago (Dewasa)
Menurut Agus Kardinan ( 2003 : 4 ) nyamuk demam berdarah mempunyai lingkaran putih di pergelangan kaki dan bintik – bintik putih di tubuhnya. Di alam, nyamuk berumur 7 – 10 hari. Akan tetapi, di laboratorium dengan kondisi lingkungan yang optimal dan makanan yang cukup, nyamuk tersebut dapat bertahan hidup hingga satu bulan.

Menurut Depkes ( 2004 : 5 – 6 ) jumlah nyamuk jantan dan nyamuk betina yang menetas dari kelompok telur pada umumnya hampir sama banyaknya ( 1 :1 ). Setelah menetas nyamuk tersebut melakukan perkawinan yang biasanya terjadi pada waktu senja. Perkawinan hanya terjadi cukup satu kali, sebelum nyamuk betina pergi untuk menghisap darah. Nyamuk jantan umurnya lebih pendek dibandingkan nyamuk betina (± seminggu ), nyamuk jantan menghisap cairan buah – buahan atau tumbuhan untuk keperluan hidupnya sedangkan nyamuk betina menhisap darah untuk pertumbuhan telurnya. Jarak terbang nyamuk betina tidak jauh dari tempat perindukannya sedangkan nyamuk betina dapat terbang sejauh 0,5 sampai ± 2 km.
(Disalin dari Sdr Isti Rizky/ Mahasiswa Poltekes Jakarta II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar