Pengertian Insektisida
Insektisida adalah
bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh
serangga. Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah
laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas
biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu
tanaman Insektisida termasuk salah satu jenis insektisida.
Klasifikasi Insektisida
1. Insektisida Sintetik
Insektisida organik
sintetik yang banyak dipakai dibagi-bagi lagi menjadi beberapa golongan besar
2. Senyawa Organofosfat
Insektisida golongan ini
dibuat dari molekul organik dengan penambahan fosfat. Insektisida sintetik
yang masuk dalam golongan ini adalah Chlorpyrifos, Chlorpyrifos-methyl,
Diazinon, Dichlorvos, Pirimphos-methyl, Fenitrothion, dan Malathion.
3. Senyawa Organoklorin
Insektisida golongan ini dibuat dari
molekul organik dengan penambahan klorin. Insektisida organoklorin
bersifat sangat persisten, dimana senyawa ini mashi tetap aktif hingga
bertahun-tahun Oleh karena itu, kini insektisida golongan organoklorin
sudah dilarang penggunaannya karena memberikan dampak buruk terhadap
lingkungan. Contoh-contoh insektisida golongan organoklorin adalah Lindane,
Chlordane, dan DDT.
4. Karbamat
Insektisida
golongan karbamat diketahui sangat efektif
mematikan banyak jenis hama pada suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam
jumlah sedang. Namun, insektisida karbamat akan terurai pada suasana yang
terlalu basa. Salah satu contoh karbamat yang sering dipakai adalah
bendiokarbamat.
5. Pirethrin/ Pirethroid
Sintetik
Insektisida golongan ini
terdiri dari dua katergori, yaitu berisfat fotostabil serta bersfiat tidak non
fotostabil namun kemostabil. Produknya sering dicampur dengan senyawa lain
untuk menghasilkan efek yang lebih baik. Salah satu contoh produk insektisida
ini adalah Permethrin.
6. Pengatur Tumbuh Serangga
Insektisida golongan ini
merupakan hormon yang berperan dalam siklus pertumbuhan serangga, misalnya
menghambat perkembangan normal. Beberapa contoh produknya adalah
Methoprene, Hydramethylnon, Pyriproxyfen, dan Flufenoxuron.
7. Fumigan
Fumigan adalah gas-gas
mudah menguap yang dapat membunuh hama serangga. Fumigan hanya boleh digunakan
oleh personel terlatih karena tingkat toksisitasnya yang tinggi.
Contoh-contohnya adalah Metil Bromida (CH3Br), Aluminium Fosfit,
Magnesium Fosfit, Kalsium Sianida, dan Hidrogen Sianida.
Cara Kerja
Insektisida
Cara
penggunaan insektisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting
dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur,
namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya
penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan insektisida, di
antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin
yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel insektisida di
udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, insektisida akan naik bergerak
ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya
hidrolisis partikel insektisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang
curah hujan dapat menyebabkan pencucian insektisida, selanjutnya daya kerja insektisida
berkurang.
Hal-hal
teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan insektisida adalah ketepatan
penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan
insektisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan
hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.
Dosis Insektisida
Dosis
adalah jumlah insektisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk
mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan
dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah
jumlah insektisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang
digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif
adalah jumlah bahan aktif insektisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan
luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis insektisida biasanya
tercantum dalam label insektisida.
Konsentrasi Insektisida
Ada tiga macam
konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan insektisida
a. Konsentrasi bahan
aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu insektisida dalam larutan yang sudah
dicampur dengan air.
b. Konsentrasi
formulasi, yaitu banyaknya insektisida dalam cc atau gram setiap liter air.
c. Konsentrasi larutan
atau konsentrasi insektisida, yaitu persentase kandungan insektisida dalam
suatu larutan jadi.
Alat Semprot
Alat untuk aplikasi insektisida terdiri
atas bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan
volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume) biasanya
dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low
volume) biasanya kurang dari 5 liter.
Ukuran Droplet
Ada bermacam-macam ukuran droplet:
a. Veri
coarse spray lebih 300 µm
b. Coarse
spray 400-500 µm
c. Medium
spray 250-400 µm
d. Fine
spray 100-250 µm
e. Mist 50-100
µm
f. Aerosol 0,1-50
µm
g. Fog 5-15
µm
Ukuran partikel
Ada bermacam-macam ukuran partikel:
a. Macrogranules lebih
300 µm
b. Microgranules 100-300
µm
c. Coarse
dusts 44-100 µm
d. Fine
dusts kurang 44 µm
e. Smoke 0,001-0,1 µm
Malathion
a. Sifat fisik dan kimia
Malathion adalah insektisida
dari golongan organofosfat yang banyak digunakan di bidang pertanian (pembasmi
serangga pada hasil pertanian) dan rumah tangga (pembunuh nyamuk, lalat, dan
serangga rumah lainya). Senyawa dengan rumus molekul C10H19O6PS2 dengan nama kimia diethyl
(dimenthoxyphosphinothiol) butanedioate dikenal dengan nama dagang Sumithion L
100, Harcos malathion 50 EC, Formadol 50 EC, Gisonthion 50 EC, dan Ginonthion.
Kelarutan malathion dalam air adalah 145 mgr/lt (250 C), bersifat sedikit larut dalam
pelarut organic seperti alcohol, ester, keton, eter, dan
hidrokarbon-hidrokarbon aromatic. Sebagai pembasmi nyamuk biasanya malathion di
campur dengan solar atau kerosene. Senyawa ini dapat terdekomposisi oleh asam,
basa, sinar matahari dan dengan pemanasan. Waktu paruh rata-ratanya adalah 6
hari, sedangkan waktu paruh di udara lebih singkat yaitu 1 ½ hari.
b. Efek terhadap kesehatan
Senyawa malathion dapat
masuk kedalam tubuh terutama melalui inhalasi dan kulit. Di dalam tubuh senyawa
ini akan menghabat enzim cholinesterase (inhibitor cholinesterase). Terjadinya
inhibisi cholinesterase dalam tubuh dapat menstimulasi system syaraf. Dampak
jangka pendek dari malathion adalah dapat menimbulkan gangguan pernafasan dan
merusak system syaraf. Pajanan yang melebihi observed
effect limit (OEL) dapat
menimbulkan kematian. Pemajanan yang terus menerus dan dalam waktu lama dapat
menyebabkan sensitivitas pada kulit. Inhibisi cholinesterase dapat menimbulkan
efek yang bersifat kumulatif.
Sumber : Arga Raditya (Proposal KTI 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar